==Selamat datang di Home Page Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia Cabang Sul-sel== Terima Kasih atas kunjungannya== Jika Anda ingin menyumbangkan artikel ke Home Page Ispi Sulsel silahkan kirim email ke ispisulsel@gmail.com

POKOK-POKOK PIKIRAN IKATAN SARJANA PETERNAKAN INDONESIA (ISPI) CABANG SULAWESI SELATAN

PENDAHULUAN
  1. Pembangunan Peternakan dilaksanakan dalam rangka peningkatan pendapatan petani peternak, pemerataan kesempatan kerja, perekonomian dan pemenuhan kebutuhan protein hewani dalam rangka pembangunan nasional pada umumnya merupakan program strategis yang perlu dikembangkan dalam bidang agribisnis melalui pola sistem pertanian terpadu (integrated farming system).
  2. Pada kenyataannya sektor pertanian dan sektor peternakan merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dimana keduanya tidak akan terlepas dan saling melengkapi. Melihat potensi daerah Sulawesi Selatan yang memiliki sumber daya alam yang sangat mendukung merupakan peluang yang luas dalam melakukan usaha agribisnis pertanian dan peternakan.
  3. Angka statistik maupun hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa produk-produk industri peternakan dan bisnis di sektor peternakan telah menyumbangkan angka pertumbuhan ekonomi pertanian yang sangat mencolok. Melihat peluang yang besar tersebut sektor peternakan perlu mendapatkan perhatian khusus, dalam hal ini pemerintah sebagai lembaga institusi yang mempunyai peran penting dalam rangka menentukan kebijakan-kebijakan di sektor pertanian dan sektor peternakan pada khususnya dengan memberikan kesempatan yang luas kepada usaha kecil, menengah dan koperasi di bidang peternakan khususnya petani peternak dimana mayoritas mereka mengandalkan tumpuan ekonominya pada sektor pertanian dan peternakan.
  4. Meskipun peluang yang besar terbuka luas dalam usaha bidang peternakan, kedua sektor tersebut mempunyai dinamika yang bervariasi dari waktu kewaktu. Khususnya sektor peternakan kendala dilapangan sangat bermacam-macam, mulai dan budi daya sampai proses pemasaran produk hasil peternakan (telur, daging, susu) yang banyak mengakibatkan bisnis peternakan terpuruk. Hal ini karena ketergantungan terhadap luar negeri terlalu besar dan juga karena kesiapan mental yang kurang.
  5. Untuk itu dalam membangun peternakan adalah dengan memperkokoh dan menyatukan visi dan misi yang sudah ada yaitu membangun dunia peternakan dalam rangka terwujudnya masyarakat yang sejahtera, sehat, produktif serta kreatif melalui pembangunan peternakan yang tangguh berbasis sumberdaya lokal yang terintegrasi yang mempunyai maksud memihak kepada rakyat, memanfaatkan potensi lokal dan memfasilitasi usaha peternakan rakyat.
  6. Usaha peternakan utamanya usaha Ternak ruminansia dapat dijadikan sebagai simpul pembangunan sebab dapat memenuhi kriteria, karena mempunyai kemampuan daya serap yang tinggi dan daya sebar yang luas. Disebut mempunyai kemampuan daya serap yang tinggi karena dapat menyerap dan memanfaatkan produk-produk dari berbagai sektor dan sub sektor yang lain sebagai bahan baku untuk diproses oleh ternak.
  7. Produk-produk tersebut adalah hijauan, rumput, leguminosa, hasil pangkasan, produksi sampingan dari tanaman seperti jerami padi, jerami jagung, jerami kacang-kacangan, produk sampingan dari industri seperti bungkil, lumpur sawit, dedak, ampas tahu, tetes, produk-produk dari tanaman seperti jagung, kedele, kacang hijau, biji kapok, biji kapas, ubi kayu dan lain-lain.
  8. Ternak disebut memiliki daya sebar yang luas, oleh karena dengan adanya usaha peternakan akan menghasilkan produk berupa daging, susu, kulit, bulu, tulang, tanduk, pupuk organik, untuk sapi dan kerbau dapat menghasilkan tenaga. Dengan adanya usaha peternakan dapat meransang kegiatan dalam bidang perdagangan, mengaktifkan lembaga keuangan, adanya kegiatan transportasi darat, laut, udara, terciptanya lapangan kerja, tumbuhnya berbagai industri, seperti industri pengolahan daging, industri susu, industri kulit, tas, sepatu, mendukung industri wisata, berkembangnya berbagai rumah makan dan restoran yang secara spesifik menyajikan produk peternakan. Memperhatikan kemampuan daya serap dan daya sebar usaha peternakan maka usaha ternak ruminansia dapat dijadikan sebagai simpul pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
POLA PENGEMBANGAN PETERNAKAN
  1. Optimalisasi pemanfaatan dan perlindungan sumber daya alam dalam berbagai jenis usaha pertanian dan peternakan. Melalui pola diversifikasi usaha peternakanpertanian (sistem pertanian terpadu). Pola tersebut berdasarkan pengalaman yang telah saya lakukan memberikan beberapa keuntungan dalam rangka meningkatkan efisiensi dalam melakukan usaha pertanian-peternakan karena keduanya saling melengkapi. Contoh pola penerapan sistem pertanian terpadu adalah integrasi ternak dan tanaman pangan (sawah), ternak dengan perkebunan (sawit, dll)
  2. Peningkatan skala kepemilikan dalam usaha peternakan. Peternakan di Sulawesi Selatan pada umumnya adalah peternakan rakyat yang mempunyai skala kepemilikan yang relatif sedikit, misalnya kepemilikan sapi perah, sapi potong, kambing dan domba, dalam satu keluarga hanya 2-3 ekor yang merupakan usaha sampingan dari sektor pertanian. Disamping itu, dalam lingkungan rumahnya terdapat beraneka macam usaha peternakan lain seperti ayam, maka petani peternak tersebut akan mendapatkan penghasilan harian berupa penjualan susu dan telur selain penghasilan musiman dari hasil persawahan berupa padi atau yang lain.
  3. Pengembangan wilayah berdasarkan komoditas unggulan. Pola tersebut didasarkan pada jumlah dan jenis ternak yang diupayakan pada daerah-daerah tertentu berdasarkan sumber daya alam yang mendukung.
  4. Mengembangkan peran aktif kelambagaan peternakan. Kelembagaan peternakan (kelompok, koperasi) mempunyai peran yang besar dalam rangka pembangunan peternakan. Lembaga ini berperan sebagai wadah yang mampu memberikan naungan kepada peternak terhadap gejolak yang timbul. Misalnya dengan adanya lembaga ini peternak mempunyai kekuatan pasar dimana posisi tawar akan tinggi sehingga peternak tidak mudah dikuasai atau dirugikan oleh pihak lain yang ingin mempermainkanharga. Selain itu peternak akan mempunyai jaringan pasar yang lebih luas.
  5. Pengembangan informasi dan teknologi tepat guna yang mudah dilakukan petani ternak. Informasi dunia peternakan perlu disampaikan melalui media massa maupun media elektronik atau dalam bentuk lain yang mudah diterima petani ternak atau masyarakat umum yang nantinya untuk disebar luaskan. Pemanfaatan teknologi dalam dunia peternakan belum banyak dirasakan oleh sebagian petani ternak, karena teknologi yang ada sekarang memerlukan biaya yang tinggi dan kurang cocok bila diterapkan pada petani ternak karena keterbatasan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang kurang mendukung. Padahal teknologi dalam dunia peternakan sangat diperlukan dalam rangka peningkatan produksi dan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan. Untuk itu peran serta semua pihak sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya dan pemanfaatan teknologi tepat guna pada tingkat peternak.
  6. Pengendalian dan pemberantasan penyakit ternak Pengendalian dan pemberantasan penyakit ternak dari wilayah peternakan diperlukan dalam menunjang keberhasilan peternakan, hal tersebut dapat dilakukan dengan jalan mengawasi keluar masuknya ternak antar wilayah, maupun dengan melakukan vaksinasi pada ternak.
PERMASALAHAN DI SUL SEL
  1. Sulit mendapatkan bibit ternak sapi yang memenuhi strandar teknis
  2. Makin terbatasnya pejantan akibat pemotongan dan pengeluaran antar pulau.
  3. Meningkatnya pemotongan ternak
  4. Belum optimalnya kelahiran hasil IB
  5. Rendahnya minat swasta bergerak di bidang pembibitan sapi potong
  6. Terbatasnya laham untuk peternakan termasuk pemngembangn HMT
  7. Faktor keamanan ternak
SUMBANG SARAN UNTUK PROGRAM SEJUTA EKOR SAPI SUL SEL
Pelaksanaan program percepatan pembangunan Sulawesi Selatan bidang peternakan dengan program Sejuta Ekor Sapi akan berhasil dengan baik jika :
  1. Perlunya koordinasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota beserta seluruh instansi terkait dan stakeholders tentang peran dan fungsinya dalam program tersebut.
  2. Peningkatan populasi akan tercapai jika jumlah angka kelahiran mencapai 150.000 ekor/tahun selama 5 tahun (2008-2013), pada tingkat pemotongan dan pengeluaran ternak sebesar 70.000 – 80.000 ekor per tahun selama 5 tahun (2008-2013).
  3. Perlu diperjelas program atau teknis pencapaian/peningkatan kelahiran. Program harus jelas, terukur dan dapat dilaksanakan.
 

Browse

Acara Ispi Sulsel

Tanggal 4 - 7 oktober akan diadakan Kongres Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia dan ISPI Sulsel sebagai tuan rumah.

Rangkaian Kegiatan, sebagai berikut :
- Baksos
- Kongres
- Seminar Nasional
- Filedtrip di PT. Buli Sidrap

Kolom Alumni